Piala yang berharga
“pada tahun ini yang mendapat predikat sebagai siswa
teladan adalah ADELIA PUTRI” terdengar dengan jelas nama ku di panggil oleh
kepala sekolahtapi gag ada satupun siswa yang ikut dalam upacara itu kaget akan
hal itu, akupun begitu karena sejak aku masuk SMU ini akunselalu mendapat
predikat sebagai siswa teladan, tapi aku gag begitu bangga akan hal itu karena
walaupun aku mendapat penghargaan itu gak ada satu temen pun yang peduli sama
aku walaupun hanya mengucapkan selamat padaku. Apalagi orang tua ku, mereka
hanya sibuk dengan urusan mereka mungkin hanya satu atau dua hari di
rumahitupun hanya untuk melihat raport, penghargaan, dan lemari piala ku.
Mereka gak pernah tau keinginan ku karena yang ada dipikiran mereka “aku harus
jadi yang terbaik dari yang terbaik” mungkin bisa dibilang ibuku itu orang yang
pandai bahkan kepandaiaannya itu melibihi orang biasa begitupun ayahku. Tapi
aku gak bangga akan hal itu, seandainya aku bisa memilih aku lebih baik memilih
menjadi anak orang biasa karena dengan
keadaan ibuku yang teramat pandai temen-temen ku jadi minder temena sama aku. Banyak orang bilangkalau
hidup ku terlalu sempurna, namun bagiku hidup ku ini tiada arti, memang aku
dilahirin dari keluarga yang berkecukupan, Tuhan juga nakdirin otak ku yang
hampir sama dengan orang tua ku, tapi ada tiga hal yang gak aku punyadari kecil yaitu kasih sayang,
cinta kasih, dan perhatian. Kadang aku iri dengan temen-temen ku yang bisa
tertawa bebas dan bermain-main, tapi kenapa aku gak bisa sebahagia mereka???.
Sampai akhirnya ada seseorang yang datang dalam
kehidupan ku, mungkin dia bukan anak sekolahan, bahkan makan bangku sekolah pun
tak pernah. Juga dia pun bukan dari kalangan atas, bisa dibilang dia anak
brandal, yang tak pernah di ajar etika atau sopan santun. Ku ketemu dia di
jalanan namanya RENDY. Tapi walaupun begitu akusuka berteman sama dia, ku salut
dengan perjuangannya melawan arus kehidupan, tapi yang paling kusuka dari dia
adalah perhatiannya pada ku melebihi siapapun di dunia ini, bahkan dia adalah
menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat atas prestasi ku menjadi siswa
teladan, memang dari kecil ku selalu berprestasi namun tak seorang pun yang
memberi selamat padaku hanya Rendy orang pertama dan satu-satunya orang yang
ngucapkan selamat pada ku. Tiap pulang sekolah dia selalu nungguin ku di pintu
gerbang sekolah, dan kini dia selalu menjadi tempat curhat ku tiap hari.
Suatu ketika setelah pulang dari jalan-jalan ku
mengajak Rendy ke rumah ku, awalnya dia menolak tapi aku memaksanya. Sampai di
rumah ku melihat mobil ayah terparkir di halaman, dalam hatiku hanya berkata
“mungkin ayah hanya ingin melihat raport ku” ku pencet bel...... gak lama
kemudian ada yang membuka pintu ternyata.......... “ibu....” kataku kaget,
ibuku diam seribu bahasa dia memerhatikan oarang yang ada disamping ku dari
ujung kaki sampai ujung kepala “siapa dia..?? ibu gak pernah ngajarin kamu
berteman dengan gembelmacam dia” akhirnya ibu angkat bicara dengan wajah marah,
ibu me,ang terlalu cerdik menilai orang “bu dia ini temen ku..” ucapku gak
terima “kamu pergi,,,,,,, dan kamu adel masuk” ketus ibuku, Rendy pun langsung
pergi dengan wajah tertunduk,, dan akupun langsung masuk ke rumah dengan wajah
kesal “adel,, ibu gak suka kamu berteman sama dia” kata ibu setelah masuk rumah
dengan marah “kenapa??? Adel gak pernah melarang ibu berteman sama siapapun
tapi kenapa ibu melarang adel berteman sama Rendy??” bantah ku tak mau kalah
“Adel... sejak kapan kamu berani membantah ibu??” bentak ibu lebih keras “bu...
Adel sangat menghargai ibu, Adel juga sangat menyayangi ibu.... tapi kenapa
Adel gak pernah melihat kasih sayang ibu kepada Adel?? ... apa ibu peduli sama Adel?? Apa ibu tau
makanan kesukaan adel?? Apa ibu tau tempat favorit adel?? Apa ibu tau kapan
adel bisa berjalan?? Apa ibu tau kapan adel bisa merangkak,, bahkan hari ulang
tahun adel pun kadang ibu lupa... yang
ibu ingat hanya jumlah piala-piala ku dilemari, yang ibu inget hanya raport
ku,, apa ibu gak sadar tiap kali pulang ke rumah yang dituju pertama kali
adalah raport, piagam, dan piala ku.... apakah ibu tau kadang Adel meragukan
kasih sayang ibu ke Adel” kataku dengan cucuran airmata “Adel.....” panggil ibu
agak merendah “Bu... Adel gak butuh uang berlimpah, Adel gak butuh penghargaan
itu, Adel juga gak butuh nilai di atas rata-rata, Adel hanya butuh perhatian
dari Ibu, Adel hanya butuh belaian dari ibu. Selama ini Adel selalu turutin
kata-kata dari Ibu, dan Adel juga sudah menjadi yang terbaik dari yang
terbaik.. asal ibu tau gara-gara kepandaian ibu semua temen-temen Adel gak ada
yang mau temenan sama Adek, mereka semua takut sama ibu,, Cuma Rendy bu,, Cuma
Rendy satu-satunya temen Adel jadi Adel mohon ibu izinin Adel berteman sama dia
bu.. please.....” rintih ku “Adel maafin ibu.. ibu selama ini kurang perhatiin
kamu , ibu gak tau kalau selama ini kamu tersiksa dengan semua ini,, ibu janji
ibu akan sering perhatiin kamu dan mulai saat ini ibu akan sering mendengar
keluh kesahmu,, maafin ibu Adel..... ibu sayang sama kamu, sayang banget,,,”
sesal ibu sambil memeluk ku “Tuhan inikah jawaban dari do’a ku selama ini,
terima kasih Tuhan kau telah berikan ku PIALA YANG BERHARGA dalam hidup ku”
bisik ku dalam hati.
By:
Fathiya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar